Penghianatan. Морган Райс

Чтение книги онлайн.

Читать онлайн книгу Penghianatan - Морган Райс страница 2

Penghianatan - Морган Райс Jurnal Vampir

Скачать книгу

ini dan tidak membelinya, atau tidak dibeli hanya untuk Anda gunakan, maka silakan mengembalikannya dan membeli salinan milik Anda sendiri. Terima kasih telah menghargai kerja keras penulis ini.

      Ini adalah sebuah karya fiksi. Nama, karakter, bisnis, organisasi, tempat/lokasi, acara, dan insiden adalah hasil karya imajinasi penulis atau digunakan secara fiksi. Setiap kemiripan dengan orang-orang yang sebenarnya, hidup atau mati, adalah sepenuhnya kebetulan.

      Jacket art ©iStock.com /© Jen Grantham

      DAFTAR ISI

       SATU

       DUA

       TIGA

       EMPAT

       LIMA

       ENAM

       TUJUH

       DELAPAN

       SEMBILAN

       SEPULUH

       SEBELAS

       TIGA BELAS

       LIMA BELAS

       ENAM BELAS

       DUA PULUH

       DUAPULUH SATU

       DUA PULUH DUA

       DUA PULUH EMPAT

       DUA PULUH LIMA

       DUA PULUH ENAM

      FAKTA

      60 mil disebelah utara Manhattan terdapat sebuah pulau kecil dipinggir sungai Hudson yang terdapat reruntuhan kastil skotlandia. Pulau ini dikenal dengan nama Pollepel. Diambl dari nama seorang gadis kecil, Polly, yang pada ratusan tahun yang lalu terdampar pada es di Hudson dan berakhir di tepi pantai. Legenda berkisah bahwa ia diselamatkan secara romantis oleh kekasihnya yang menikahinya dipulau tersebut.

      “Enam puluh dan sepuluh dapat ku ingat dengan baik

      Dalam volume dan waktu aku telah melihat

      Jam yang menerikan dan sesuatu yang aneh, namun malam yang menyakitkan ini

      Menganggap remeh pengetahuan sebelumnya”

      William Shakespeare, Macbeth

      SATU

      Pulau pollepel, Sungai Hudson, New york

      ( saat ini )

      "Caitlin?" terdengar suara yang halus. "Caitlin?"

      Caitline Paine mendengar suara itu, dan mencoba untuk membuka kedua matanya. Sangat berat dan susah; tidak perduli berapa banyak dia tidak dapat membuka kedua matanya. Akhirnya ia bisa memaksa kedua matanya untuk terbuka, hanya beberapa detik saja untuk melihat darimana suara tersebut berasal.

      Caleb

      Dia berlutut disampingnya, menggenggam kedua tangannya, perhatian terukir jelas diwajahnya.

      "Caitlin?" dia berkata lagi

      Dia mencoba untuk mengambil bantalan, untuk menyingkirkan sarang laba-laba yang besar dari kepalanya. Darimanakah dia?

      Dia dapat melihat bahwa ruangan ini sangat lowong, dan terbuat dari batu. Waktu itu malam hari, dan sebuah jendela besar membiarkan sinar bulan masuk kedalam. Lantai batu, dinding batu, sebuah kubah, langit-langit dari batu. Batunya sangat halus dan antik, apakah dia berada di dalam biara abad pertengahan?

      Selain sinar bulan, ruangan tersebut hanya diterangi oleh sebuah obor, yang berada jauh diujung tembok, dan tidak memberikan cukup cahaya, terlalu gelap untuk melihat lebih jauh lagi.

      Ia berusaha untuk fokus kewajah Caleb, sangat dekat, hanya satu kaki jaraknya, yang menatapnya penuh harap. Matanya bercahaya, sementara kedua tangannya menggenggam tangan Caitlin sangat erat. Tangan Caleb sangat hangat, sementara tangannya dingin. Ia tidak dapat merasakan kehidupan didalamnya.

      Meskipun ia sudah berusaha, namun Caitlin tidak dapat menahan matanya lebih lama lagi, keduanya terasa sangat berat. Dia merasa....sakit bukan kata yang tepat, dia merasa....berat. Dia merasakan tubuhnya melayang bebas, seakan berada didalam limbo, terperangkap didalam dua dunia. Dia merasa tidak terhubung dengan tubuhnya, tidak merasakan bahwa dia bukan bagian dari dunia lagi. Namun dia tidak mati, samasekali. Dia hanya merasa untuk mencoba bangun dari tidur yang sangat sangat lelap.

      Dia mencoba untuk mengingat, Boston...kapel kerajaan...pedang. Lalu...tertusuk. Terbaring disana, dan mati. Dan Caleb berada disampingnya, lalu..taringnya. Mendekatinya.

      Caitlin merasa sangat lelah, merasakan sakit pada tenggorokannya yang berdenyut. Mungkin berasal pada saat ia digigit tadi. Dia telah memintanya, memohon untuk itu semua.

      Tetapi apa yang ia rasakan sekarang, ia tidak yakin harus mendapatkannya. Dia merasa tidak sehat, dia merasa sangat kaku, darah dingin mengalir didalam nadinya. Dia merasa dia sudah mati, namun belum menuju ke bagian selanjutnya, dia seperti terperangkap.

      Lebih dari itu, dia merasa kesakitan. Lelah yang luar biasa, sakit pada bagian kanan bawahnya yang berdenyut, juga pada perutnya. Mungkin dia dapatkan pada saat ia ditusuk tadi.

      " apa yang kamu rasakan itu normal" Caleb berkata dengan lembut. " jangan khawatir, kita akan melewatinya setelah kita berubah nanti. Semua akan menjadi lebih baik. Aku janji kepadamu, sakitnya akan hilang."

      Dia ingin tersenyum, menggapai dan mengusap wajahnya. Suaranya membuat semua yang ada didunia menjadi sempurna. Membuat segalanya menjadi berarti. Dia akan bersamanya selamanya, sekarang, dan itu memberikannya sebuah harapan.

       Namun dia sangat lelah, tubuhnya tidak merespon apa yang pikirannya mau, dia tidak dapat menggerakkan bibirnya untuk tersenyum, dan dia tidak dapat

Скачать книгу