Buku Urantia. Urantia Foundation

Чтение книги онлайн.

Читать онлайн книгу Buku Urantia - Urantia Foundation страница 134

Автор:
Серия:
Издательство:
Buku Urantia - Urantia Foundation

Скачать книгу

benda-benda, makna-makna, dan nilai-nilai.

      16:6.11 (192.7) Tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan dan menajamkan kemampuan-kemampuan bawaan dari batin manusia ini; tujuan peradaban untuk mengekspresikannya; tujuan pengalaman kehidupan untuk menyadarinya; tujuan agama untuk memuliakannya; dan tujuan kepribadian untuk menyatukan hal-hal itu.

      16:7.1 (192.8) Kecerdasan semata saja tidak dapat menjelaskan sifat dasar moral itu. Moralitas, sifat bajik, adalah asli berasal dari kepribadian manusia. Intuisi moral, kesadaran akan kewajiban, adalah suatu komponen dari kemampuan batin manusia dan dikaitkan dengan hal-hal lain dari kodrat manusia yang tak dapat dihapus: keingin-tahuan ilmiah dan wawasan rohani. Mentalitas manusia itu jauh melampaui mentalitas sepupu-sepupu binatangnya, namun kodrat moral dan keagamaannya itulah yang secara khusus membedakannya dari dunia binatang.

      16:7.2 (193.1) Respons selektif dari seekor binatang itu terbatas pada level perilaku motorik. Yang dianggap sebagai kebijaksanaannya hewan-hewan yang lebih tinggi itu adalah pada tingkatan motorik dan biasanya muncul hanya setelah pengalaman coba-coba motorik. Manusia mampu untuk menggunakan wawasan kebijaksanaan ilmiah, moral, dan spiritual sebelum semua eksplorasi atau eksperimentasi.

      16:7.3 (193.2) Hanya suatu kepribadian yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukan sebelum ia melakukannya; hanya kepribadian-kepribadian yang memiliki wawasan yang mendahului pengalaman. Suatu kepribadian dapat melihat sebelum ia melompat dan oleh sebab itu dapat belajar dari melihat demikian pula dari melompat. Seekor binatang yang tidak berpribadi biasanya belajar hanya melalui melompat.

      16:7.4 (193.3) Sebagai suatu hasil dari pengalaman seekor binatang dapat menjadi mampu untuk memeriksa cara-cara berbeda untuk mencapai suatu sasaran dan untuk memilih suatu pendekatan yang didasarkan pada pengalaman yang dikumpulkan. Tetapi suatu kepribadian dapat juga memeriksa sasaran itu sendiri dan memberikan penilaian akan kelayak-manfaatannya, nilainya. Kecerdasan saja dapat membedakan mengenai cara terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan yang tidak berbeda, tetapi makhluk moral memiliki suatu wawasan yang memampukan dia untuk membedakan antara tujuan-tujuan begitu pula antara cara-cara. Dan sesosok makhluk bermoral dalam memilih kebajikan itu adalah bagaimanapun juga cerdas. Dia mengetahui apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukannya, kemana dia sedang pergi, dan bagaimana dia akan sampai disana.

      16:7.5 (193.4) Ketika manusia gagal membeda-bedakan tujuan-tujuan akhir perjuangan fananya, ia menjumpai dirinya sendiri berfungsi pada level keberadaan binatang. Dia telah gagal untuk memanfaatkan keunggulan-keunggulan superior dari kecerdasan jasmani, pembeda-bedaan moral, dan wawasan rohani itu yang adalah suatu bagian integral dari kemampuan batin-kosmisnya sebagai seorang makhluk yang berpribadi.

      16:7.6 (193.5) Kebajikan adalah perbuatan benar—kesesuaian dengan kosmos. Menyebutkan kebajikan itu tidak akan mendefinisikannya, tetapi menghidupi kebajikan itu akan mengetahuinya. Kebajikan itu bukan semata-mata pengetahuan ataupun hanya hikmat melainkan kenyataan pengalaman maju dalam perolehan tingkat-tingkat menaik untuk pencapaian kosmis. Dalam kehidupan hari-demi-hari manusia fana, kebajikan itu diwujudkan dengan konsisten memilih yang baik ketimbang yang jahat, dan kemampuan memilih demikian adalah bukti memiliki suatu kodrat moral.

      16:7.7 (193.6) Pilihannya manusia antara yang baik dan yang jahat itu dipengaruhi, tidak hanya oleh ketajaman kodrat moralnya, tetapi juga oleh pengaruh-pengaruh seperti ketidak-tahuan, ketidak-matangan, dan khayalan. Suatu perasaan proporsi itu juga terkait dalam pelaksanaan kebajikan karena kejahatan bisa dilakukan kalau yang lebih kecil dipilih menggantikan yang lebih besar sebagai hasil dari pemutar-balikan atau penipuan. Seni untuk taksiran relatif atau pengukuran komparatif itu masuk ke dalam praktek kebajikan dari wilayah moral.

      16:7.8 (193.7) Kodrat moral manusia akan menjadi tanpa-daya tanpa seni pengukuran, pembeda-bedaan yang terkandung dalam kemampuannya untuk memeriksa dengan teliti makna-makna. Demikian pula pemilihan moral akan sia-sia tanpa wawasan kosmis itu yang menghasilkan kesadaran akan nilai-nilai rohani. Dari sudut pandang kecerdasan, manusia naik ke tingkatan makhluk bermoral karena dia dikaruniai dengan kepribadian.

      16:7.9 (193.8) Moralitas tak pernah akan dapat dimajukan oleh hukum atau oleh paksaan. Moralitas itu adalah suatu urusan pribadi dan kehendak bebas, dan harus disebar-luaskan dengan penularan dari kontak orang-orang yang bagus secara moral dengan mereka yang kurang responsif secara moral, tetapi yang juga dalam taraf tertentu berkeinginan untuk melakukan kehendak Bapa.

      16:7.10 (193.9) Aksi-aksi moral adalah perbuatan-perbuatan manusia tertentu yang dicirikan oleh kecerdasan tertinggi, dipimpin oleh pembeda-bedaan selektif dalam pemilihan tujuan-akhir yang unggul demikian pula dalam pemilihan cara-cara bermoral untuk mencapai tujuan-akhir tersebut. Tingkah laku demikian itu adalah berbudi luhur. Kebajikan tertinggi, karena itu, adalah dengan sepenuh hati memilih untuk melakukan kehendak Bapa di surga.

      16:8.1 (194.1) Bapa Semesta menganugerahkan kepribadian pada banyak ordo makhluk selagi mereka berfungsi pada berbagai level aktualitas alam semesta. Manusia Urantia dikaruniai dengan kepribadian tipe fana-terbatas, berfungsi pada tingkat para anak Tuhan yang naik.

      16:8.2 (194.2) Meskipun kami sulit berusaha mendefinisikan kepribadian, kami bisa mencoba untuk menceritakan pengetahuan kami tentang faktor-faktor yang diketahui menyusun ensembel energi-energi material, mental, dan spiritual yang ketersaling-hubungannya membentuk mekanisme di dalam mana dan di atas mana dan dengan mana Bapa Semesta menyebabkan kepribadian yang dianugerahkannya itu berfungsi.

      16:8.3 (194.3) Kepribadian adalah suatu karunia unik yang bersifat asli yang keberadaannya independen dari, dan mendahului, penganugerahan Pelaras Pikiran. Akan tetapi, kehadiran Pelaras Pikiran memang menambahkan manifestasi kualitatif untuk kepribadian. Para Pelaras Pikiran, ketika mereka keluar dari Bapa, adalah identik dalam kodratnya, tetapi kepribadian itu berbeda-beda, asli, dan eksklusif; dan manifestasi kepribadian itu lebih lanjut dipengaruhi dan dibatasi oleh sifat dasar dan kualitas-kualitas dari energi-energi terkait yang bersifat dasar material, batin, dan spiritual yang membentuk kendaraan atau wahana hidup untuk manifestasi kepribadian.

      16:8.4 (194.4) Kepribadian-kepribadian bisa serupa, tetapi tidak pernah sama. Pribadi-pribadi dari suatu seri, tipe, golongan, atau pola tertentu mungkin dan memang mirip satu sama lain, tetapi mereka tidak pernah sama persis. Kepribadian adalah fitur tertentu dari suatu individu yang kita ketahui, dan yang memungkinkan kita untuk mengenali sosok tersebut pada suatu waktu yang akan datang terlepas dari sifat dan taraf perubahan dalam bentuk, batin, atau status roh. Kepribadian itu adalah bagian dari setiap individu yang memungkinkan kita untuk mengenali dan secara positif mengidentifikasi pribadi itu sebagai sosok yang sebelumnya telah kita ketahui, tak jadi soal berapa banyak dia mungkin telah berubah karena modifikasi wahana ekspresi dan manifestasi kepribadiannya.

      16:8.5 (194.5) Kepribadian makhluk itu dibedakan oleh dua fenomena perilaku reaktif manusia yang mewujud sendiri dan khas: kesadaran diri dan kehendak bebas relatif yang terkait.

      16:8.6 (194.6) Kesadaran diri itu terdiri dalam kesadaran intelektual akan aktualitas kepribadian; hal itu mencakup kemampuan untuk mengenali adanya kepribadian-kepribadian yang lain. Hal itu menandakan kapasitas untuk pengalaman yang dindividualisir dalam dan dengan realitas-realitas kosmis, yang menyamai hingga ke pencapaian status identitas dalam hubungan-hubungan kepribadian alam semesta. Kesadaran diri mengandung pengertian pengenalan akan adanya pelayanan batin dan kesadaran akan independensi relatif dari kehendak bebas yang kreatif dan determinatif.

      16:8.7 (194.7) Kehendak bebas relatif yang mencirikan kesadaran diri kepribadian manusia itu terlibat dalam:

      16:8.8 (194.8) 1. Keputusan moral, kebijaksanaan yang paling tinggi.

      16:8.9 (194.9)

Скачать книгу