Buku Urantia. Urantia Foundation

Чтение книги онлайн.

Читать онлайн книгу Buku Urantia - Urantia Foundation страница 56

Автор:
Серия:
Издательство:
Buku Urantia - Urantia Foundation

Скачать книгу

berikut ini :

      0:5.7 (8.7) 1. Tubuh. Organisme manusia yang material atau badani. Mekanisme elektrokimia hidup dari sifat dan asal hewani.

      0:5.8 (8.8) 2. Batin (mind). Mekanisme berpikir, memahami, dan merasakan dari organisme manusia itu. Total pengalaman sadar dan tidak sadar. Kecerdasan yang dihubungkan dengan kehidupan emosional yang menjangkau ke atas melalui penyembahan dan hikmat sampai ke tingkatan roh.

      0:5.9 (8.9) 3. Roh (spirit). Roh ilahi yang mendiami batin manusia—Pelaras Pikiran (Thought Adjuster). Roh yang baka ini prapribadi—roh ini bukan kepribadian, walaupun ditakdirkan akan menjadi bagian dari kepribadian manusia yang selamat bertahan hidup.

      0:5.10 (8.10) 4. Jiwa (soul). Jiwa manusia adalah suatu perolehan pengalaman. Saat sesosok makhluk fana memilih untuk “melakukan kehendak Bapa di surga,” maka roh yang mendiami orang itu menjadi bapa untuk sebuah realitas baru dalam pengalaman manusia. Batin fana dan jasmani itu adalah ibu untuk munculnya realitas yang sama ini. Substansi dari realitas baru ini bukan bersifat material ataupun spiritual—jiwa itu bersifat morontial. Inilah jiwa yang bangkit dan baka yang ditakdirkan untuk selamat melalui kematian fana dan memulai kenaikan ke Firdaus.

      0:5.11 (9.1) Kepribadian. Kepribadian manusia itu bukanlah tubuh, batin, atau roh; bukan pula jiwa. Kepribadian adalah satu realitas yang tidak berubah dalam pengalaman ciptaan yang selalu berubah; dan kepribadian itu menyatukan semua faktor-faktor individualitas yang terkait. Kepribadian adalah anugerah unik yang Bapa Semesta berikan ke atas energi-energi materi, batin dan roh yang hidup dan berhubungan, dan yang selamat bersama dengan keselamatan jiwa morontia.

      0:5.12 (9.2) Morontia adalah sebuah istilah mengenai suatu tingkatan luas yang berada di tengah antara yang material dan yang spiritual. Istilah itu bisa menunjuk pada suatu realitas yang berpribadi atau bukan berpribadi, energi-energi yang hidup atau tidak hidup. Langit-langit atas morontia adalah spiritual, lantai bawahnya adalah fisik.

      0:6.1 (9.3) Segala sesuatu yang menanggapi pada sirkuit kepribadian dari Bapa, kami sebut pribadi (personal). Segala sesuatu yang merespon pada sirkuit roh dari Putra, kami sebut roh. Segala sesuatu yang tanggap pada sirkuit batin Pelaku Bersama, kami sebut batin, batin sebagai suatu atribut (sifat) dari Roh Tanpa Batas—batin dalam semua fasenya. Setiap dan segala yang merespon pada sirkuit gravitasi-material yang berpusat di Firdaus bagian bawah, kami sebut materi—yaitu materi-energi dalam semua bentuk perubahan wujudnya.

      0:6.2 (9.4) ENERGI kami gunakan sebagai suatu istilah yang mencakup semuanya yang diterapkan pada wilayah roh, batin, dan materi. Kekuatan atau gaya (force) juga dipakai secara luas. Daya (power) biasanya terbatas untuk menyebut tingkatan material elektronis, atau materi yang responsif pada gravitasi linier dalam alam semesta agung. Kuasa (power) juga digunakan untuk menyebut kedaulatan. (Istilah kuasa yang digunakan dalam terjemahan ini mencakup daya kekuatan dan kuasa dalam wilayah roh, batin dan fisik.) Kami tidak dapat mengikuti definisi Bahasa Inggris yang kamu pakai pada umumnya mengenai forsa, energi, dan daya. Ada kekurangan bahasa demikian sehingga kami harus menetapkan makna-makna rangkap pada istilah-istilah ini.

      0:6.3 (9.5) Energi fisik adalah sebuah istilah yang menamai semua fase dan bentuk dari fenomena gerak, aksi, dan potensi.

      0:6.4 (9.6) Ketika membahas manifestasi-manifestasi energi-fisik, kami umumnya menggunakan istilah forsa kosmis, energi bangkit, dan daya alam semesta. Istilah-istilah ini sering digunakan sebagai berikut:

      0:6.5 (9.7) 1. Forsa (force) kosmis mencakup semua energi yang berasal dari Absolut Nirkualifikasi namun yang masih belum responsif terhadap gravitasi Firdaus.

      0:6.6 (9.8) 2. Energi bangkit (emergent energy) mencakup energi-energi yang responsif terhadap gravitasi Firdaus, namun masih belum responsif terhadap gravitasi lokal atau linier. Energi ini adalah level materi-energi pra-elektronis.

      0:6.7 (9.9) 3. Daya (power) alam semesta meliputi semua bentuk energi yang, meskipun masih merespon pada gravitasi Firdaus, namun juga responsif secara langsung pada gravitasi linier. Ini adalah tingkat materi-energi elektronis dan semua evolusi hal itu berikutnya.

      0:6.8 (9.10) Batin (mind) adalah suatu fenomena yang berarti kegiatan-kehadiran pelayanan hidup sebagai tambahan pada berbagai macam sistem energi; dan hal ini benar pada semua tingkat kecerdasan. Dalam kepribadian, batin selalu menengahi antara roh dan materi; sebab itu alam semesta diterangi oleh tiga jenis cahaya: cahaya material, wawasan intelektual, dan luminositas roh.

      0:6.9 (10.1) Terang—luminositas roh—adalah suatu simbol kata, suatu kiasan, yang berarti manifestasi kepribadian yang menjadi ciri khas sosok-sosok roh dari ordo-ordo atau golongan-golongan yang berbeda. Pancaran terang ini tidak berkaitan dalam hal apapun dengan wawasan intelektual atau dengan manifestasi cahaya-fisik.

      0:6.10 (10.2) POLA dapat diproyeksikan sebagai energi material, spiritual, atau batin, atau suatu kombinasi dari energi-energi ini. Pola dapat merasuki kepribadian, identitas, entitas, atau materi tidak hidup. Namun pola adalah pola dan tetap pola; hanya salinannya yang diperbanyak.

      0:6.11 (10.3) Pola bisa mengkonfigurasikan energi, tetapi tidak mengendalikannya. Gravitasi adalah kendali satu-satunya materi-energi. Ruang ataupun pola tidak responsif terhadap gravitasi, namun tidak ada hubungan antara ruang dan pola; ruang itu bukan pola ataupun pola potensial. Pola adalah suatu konfigurasi realitas yang telah melunasi semua hutang gravitasi; realitas suatu pola itu terdiri dari energi-energinya, batinnya, rohnya, atau komponen-komponen materialnya.

      0:6.12 (10.4) Berlawanan dengan aspek dari total, pola menunjukkan aspek individual dari energi dan dari kepribadian. Kepribadian atau bentuk-bentuk identitas adalah pola-pola yang dihasilkan dari energi (fisik, rohani, atau mental) tetapi tidak melekat di dalamnya. Kualitas dari energi atau dari kepribadian yang oleh karenanya pola itu dibuat muncul bisa disebabkan karena Tuhan—Deitas—terhadap kemampuan forsa Firdaus, pada keberadaan-bersama kepribadian dan daya.

      0:6.13 (10.5) Pola adalah desain induk dari mana salinan-salinannya dibuat. Firdaus yang kekal adalah absolutnya pola-pola; Putra Kekal adalah kepribadian pola; Bapa Semesta adalah sumber-leluhur langsung keduanya. Namun Firdaus tidak menganugerahkan pola, dan Putra tidak dapat menganugerahkan kepribadian.

      0:7.1 (10.6) Mekanisme Deitas di alam semesta master itu lipat dua dalam hal relasi-relasi kekekalannya. Tuhan Bapa, Tuhan Putra dan Tuhan Roh adalah kekal—yang tetap ada atau eksistensial—sedangkan Tuhan Mahatinggi, Tuhan Mahaakhir, dan Tuhan Absolut adalah kepribadian-kepribadian Deitas yang sedang menjadi aktualpada zaman-zaman pasca-Havona dalam wilayah-wilayah perluasan evolusioner alam semesta master, dalam ruang-waktu dan ruang-waktu yang dilampaui. Kepribadian-kepribadian Deitas yang sedang menjadi aktual ini adalah kekal-kekalnya masa depan dari waktu ketika, dan sementara, mereka mempersonalisasi-kuasa dalam alam-alam semesta yang sedang berkembang melalui teknik aktualisasi pengalaman terhadap potensi-potensi kreatif-asosiatif dari para Deitas Firdaus yang kekal itu.

      0:7.2 (10.7) Deitas itu, dengan demikian, adalah rangkap dua dalam kehadiran:

      0:7.3 (10.8) 1. Eksistensial—sosok-sosok dengan keberadaan kekal, dulu, sekarang, dan masa depan.

      0:7.4 (10.9) 2. Eksperiensial—sosok-sosok yang sedang menjadi aktual dalam masa pasca-Havona sekarang ini namun yang eksistensinya tanpa akhir di seluruh kekekalan masa depan.

      0:7.5 (10.10) Bapa, Putra dan Roh itu adalah eksistensial—eksistensial dalam aktualitas (meskipun

Скачать книгу