Buku Urantia. Urantia Foundation

Чтение книги онлайн.

Читать онлайн книгу Buku Urantia - Urantia Foundation страница 68

Автор:
Серия:
Издательство:
Buku Urantia - Urantia Foundation

Скачать книгу

mengagumkan itu untuk mendiami batin manusia. Kasih Tuhan itu menyeluruh; “barangsiapa yang mau, hendaklah ia datang.” Dia ingin “supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” Dia itu “menghendaki supaya jangan ada yang binasa.”

      2:5.3 (39.2) Para Pencipta itu adalah yang pertama sekali berusaha menyelamatkan manusia dari akibat-akibat bencana karena pelanggaran bodoh manusia terhadap hukum-hukum ilahi. Kasih Tuhan itu pada dasarnya adalah kasih sayang kebapaan; oleh sebab itulah dia kadang-kadang “menghajar kita untuk kebaikan kita, sehingga kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.” Bahkan selama masa-masa sulit cobaan ingatlah bahwa “Kesengsaraan mereka menjadi kesengsaraan-Nya (In all their affliction he was afflicted).”

      2:5.4 (39.3) Tuhan itu secara ilahi baik hati kepada para pendosa. Kalau para pemberontak kembali pada perbuatan benar, mereka diterima secara penuh rahmat, “sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” “Aku, ya, Aku sendirilah yang menghapuskan dosa-dosamu, demi diri-Ku sendiri, dan Aku tidak akan mengingat-ingatnya lagi.” “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah.”

      2:5.5 (39.4) Bagaimanapun juga, bukti terbesar tentang kebaikan Tuhan dan alasan tertinggi untuk mengasihi Dia adalah hadiah pemberian dari Bapa yang berdiam di dalam—Pelaras itu yang demikian sabarnya menantikan waktu ketika kalian berdua akan secara kekal dijadikan satu. Meskipun kamu tidak dapat menemukan Tuhan dengan mencari, namun jika kamu mau tunduk pada pimpinan roh yang berdiam di dalam itu, kamu tidak akan salah dibimbing, langkah demi langkah, kehidupan demi kehidupan, melalui alam semesta demi alam semesta, dan zaman demi zaman, sampai akhirnya kamu berdiri di hadapan kepribadian Firdaus dari Bapa Semesta.

      2:5.6 (39.5) Betapa tidak masuk akalnya jika kamu tidak mau menyembah Tuhan karena keterbatasan-keterbatasan kodrat manusia dan kendala-kendala ciptaan jasmanimu itu membuat kamu tidak mungkin untuk melihat Dia. Antara kamu dan Tuhan ada suatu jarak (ruang fisik) luar biasa jauh yang harus ditempuh. Demikian pula ada suatu jurang lebar dalam perbedaan rohani yang harus dijembatani; tapi sekalipun ada segala yang secara fisik dan rohani memisahkan kamu dari kehadiran pribadi Firdaus Tuhan, berhentilah dan renungkanlah fakta sungguh-sungguh bahwa Tuhan itu hidup di dalam kamu; Dia dengan caranya sendiri telah menjembatani jurang itu. Dia telah mengutus dari diri-Nya sendiri, roh-Nya, untuk hidup di dalammu dan bekerja keras bersama kamu sementara kamu mengejar karier alam semesta yang kekal.

      2:5.7 (39.6) Aku mendapati bahwa mudah dan menyenangkan untuk menyembah Dia yang begitu besar dan pada saat yang sama dia begitu penuh kasih sayang mengabdikan diri untuk pelayanan mengangkat para makhluk-makhluk-Nya yang rendah. Aku secara alami mengasihi Dia yang begitu berkuasa dalam penciptaan dan dalam pengendalian terhadapnya, namun juga Dia yang begitu sempurna dalam kebaikan dan begitu setia dalam kasih sayang terus-menerus menaungi kita. Aku berpikir aku akan mengasihi Tuhan seperti itu juga seandainya Dia tidak begitu besar dan berkuasa, asalkan Dia begitu baik dan penuh rahmat. Kita semua semakin mengasihi Bapa karena kodrat-Nya daripada karena pengenalan akan sifat-sifat-Nya yang menakjubkan.

      2:5.8 (39.7) Ketika aku mengamati Putra-putra Pencipta dan para administrator bawahan mereka berjuang demikian beraninya mengatasi berbagai kesulitan di alam waktu yang melekat dalam evolusi alam-alam semesta ruang, aku menemukan bahwa aku memberikan suatu rasa suka yang besar dan mendalam kepada para penguasa yang lebih rendah di alam-alam semesta ini. Bagaimanapun juga, aku berpikir bahwa kita semua, termasuk manusia di alam-alam dunia, mengasihi Bapa Semesta dan semua pribadi yang lain, ilahi atau manusiawi, karena kita melihat bahwa kepribadian-kepribadian ini benar-benar mengasihi kita. Pengalaman mengasihi itu sangat merupakan tanggapan langsung terhadap pengalaman dikasihi. Mengetahui bahwa Tuhan mengasihi aku, aku akan terus mengasihi Dia setinggi-tingginya, bahkan sekalipun Dia ditanggalkan dari semua sifat atribut supremasi, ultimasi, dan keabsolutan-Nya.

      2:5.9 (40.1) Kasih Bapa mengikuti kita sekarang dan di seluruh lingkaran tanpa akhir zaman-zaman yang kekal. Sementara kamu merenungkan kodrat pengasih Tuhan itu, hanya ada satu reaksi kepribadian yang masuk akal dan alami terhadapnya: Kamu akan semakin mengasihi Pembuatmu; kamu akan mempersembahkan kepada Tuhan suatu rasa sayang yang serupa dengan yang diberikan oleh seorang anak kepada seorang bapa duniawi; karena, seperti seorang bapa, bapa yang sesungguhnya, bapa yang sejati, mengasihi anak-anaknya, demikian pula Bapa Semesta mengasihi dan selama-lamanya mengupayakan kesejahteraan putra putri yang diciptakan-Nya.

      2:5.10 (40.2) Namun kasih Tuhan itu adalah suatu kasih-sayang sebagai orang tua yang cerdas dan berpandangan jauh. Kasih ilahi berfungsi dalam hubungan yang disatukan dengan hikmat ilahi dan semua karakteristik tanpa batas lainnya dari kodrat sempurna Bapa Semesta. Tuhan itu kasih, tetapi kasih itu bukan Tuhan. Manifestasi terbesar dari kasih ilahi bagi manusia fana diamati dalam penganugerahan para Pelaras Pikiran, namun pewahyuan terbesarmu tentang kasih Bapa itu terlihat dalam kehidupan penganugerahan diri Putra-Nya Mikhael ketika ia menjalani di bumi kehidupan rohani yang ideal. Pelaras yang mendiami itulah yang mengindividualisir kasih Tuhan kepada setiap jiwa manusia.

      2:5.11 (40.3) Berkali-kali aku hampir merasa pedih karena terpaksa menggambarkan kasih sayang ilahi dari Bapa surgawi bagi anak-anak alam semesta-Nya melalui penggunaan simbol kata manusia “love.” Istilah ini, meskipun itu mengandung arti konsep tertingginya manusia mengenai hubungan-hubungan penghargaan dan pengabdian manusia, namun istilah itu begitu sering untuk sebutan begitu banyak hubungan manusiawi yang benar-benar tercela dan tidak pantas untuk dikenal dengan suatu kata yang juga dipakai untuk menunjukkan kasih sayang tanpa banding dari Tuhan yang hidup bagi makhluk-makhluk alam semesta-Nya! Betapa sayangnya karena aku tidak dapat menggunakan suatu istilah yang luhur dan khusus yang akan membawakan kepada pikiran manusia tentang keadaan sebenarnya dan makna yang amat indah tentang kasih sayang ilahi dari Bapa Firdaus itu.

      2:5.12 (40.4) Ketika manusia kehilangan pandangan akan kasih dari Tuhan yang berpribadi, kerajaan Tuhan (kingdom of God) menjadi semata-mata hanya kerajaan kebaikan (kingdom of good). Meskipun ada kesatuan tanpa batas dari kodrat ilahi, kasih itu adalah ciri dominan semua urusan pribadi Tuhan dengan para makhluk-Nya.

      2:6.1 (40.5) Di dalam alam-alam semesta fisik kita bisa melihat keindahan ilahi, dalam dunia intelektual kita bisa mengamati kebenaran kekal, tetapi kebaikan Tuhan itu dijumpai hanya dalam alam rohani dari pengalaman keagamaan pribadi. Dalam esensi sebenarnya, agama adalah suatu iman-percaya akan kebaikan Tuhan. Tuhan bisa saja besar dan mutlak, bahkan juga cerdas dan berpribadi, dalam filsafat, tetapi dalam agama Tuhan haruslah juga moral; Dia haruslah baik. Manusia boleh takut akan Tuhan yang besar, tetapi ia percaya dan mengasihi hanya Tuhan yang baik. Kebaikan Tuhan ini adalah suatu bagian dari kepribadian Tuhan, dan pewahyuan penuhnya muncul hanya dalam pengalaman keagamaan pribadi anak-anak Tuhan yang percaya.

      2:6.2 (40.6) Agama mengandung arti bahwa dunia-atas yang kodratnya roh itu tahu akan, dan tanggap terhadap, kebutuhan-kebutuhan mendasar dunia manusia. Agama dari evolusi bisa menjadi bersifat etis, tetapi hanya agama yang diwahyukan yang menjadi moral secara sesungguhnya dan secara rohani. Konsep kuno bahwa Tuhan adalah sosok Deitas yang dikuasai oleh moralitas seperti raja itu ditingkatkan oleh Yesus ke tataran kasih sayang yang menyentuh hati dari moralitas keluarga yang intim dari hubungan orang tua-anak, karena selain itu tidak ada lagi yang lebih lembut dan indah dalam pengalaman manusia.

      2:6.3 (41.1) “Maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan.” “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang.” “Allah itu baik; Dia yang abadi adalah tempat perlindunganmu.” “TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya.” “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” “TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Dia adalah Allah keselamatan.” “Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka. Dia adalah pelindung manusia yang mahakuasa.”

      2:6.4 (41.2)

Скачать книгу