Buku Urantia. Urantia Foundation

Чтение книги онлайн.

Читать онлайн книгу Buku Urantia - Urantia Foundation страница 73

Автор:
Серия:
Издательство:
Buku Urantia - Urantia Foundation

Скачать книгу

akan ada tanpa batasan-batasan, tetap saja kuasa pengendalian dan koordinasi yang tersimpan dalam Pulau Firdaus itu akan dijumpai sama dengan, dan memadai untuk, penguasaan, pengendalian, dan pengkoordinasian alam semesta yang tanpa batas tersebut. Dan setelah penganugerahan kekuatan dan daya tak terbatas ke atas suatu alam semesta yang tak terhingga tersebut, Yang Tanpa Batas akan masih dimuati oleh tingkat kekuatan dan energi yang sama; Absolut Nirkualifikasi akan masih tidak berkurang; Tuhan akan masih memiliki potensi tanpa batas yang sama, sama seperti jika kekuatan, energi, dan daya itu tidak pernah dicurahkan untuk memberi kemampuan alam semesta demi alam semesta.

      3:4.3 (50.1) Dan demikian pula dengan hikmat: Fakta bahwa batin itu demikian bebasnya dibagikan kepada berpikirnya alam-alam itu sama sekali tidak memiskinkan sumber pusat untuk hikmat ilahi itu. Sementara alam-alam semesta itu berlipat ganda, dan makhluk-makhluk di alam itu bertambah jumlahnya sampai batas-batas pemahaman, jika batin masih dianugerahkan terus tanpa akhir ke atas makhluk-makhluk tinggi dan rendah ini, maka masih juga kepribadian pusat Tuhan itu akan tetap mencakup batin yang kekal, tanpa batas, dan mahabijaksana yang sama.

      3:4.4 (50.2) Fakta bahwa Dia mengirimkan utusan-utusan roh dari diri-Nya sendiri untuk mendiami lelaki dan perempuan di duniamu dan dunia-dunia yang lain itu sama sekali tidak mengurangi kemampuan-Nya untuk berfungsi sebagai kepribadian roh yang ilahi dan mahakuasa; dan secara mutlak tidak ada batasan untuk taraf atau jumlah Monitor-monitor roh tersebut yang Dia dapat dan mungkin kirimkan. Pemberian diri-Nya pada para makhluk-Nya ini menciptakan suatu kemungkinan masa depan yang tanpa hingga, hampir tak terbayangkan untuk keberadaan progresif dan suksesif manusia-manusia yang dikaruniai kemampuan ilahi ini. Pendistribusian berlimpah diri-Nya sendiri sebagai sosok-sosok roh yang melayani ini sama sekali tidak mengurangi hikmat dan kesempurnaan kebenaran dan pengetahuan yang tersimpan dalam diri pribadi Bapa yang mahabijaksana, maha-mengetahui, dan mahakuasa itu.

      3:4.5 (50.3) Bagi para manusia fana dari alam waktu ada masa depan, tetapi Tuhan mendiami kekekalan atau “bersemayam untuk selamanya.” Bahkan meskipun aku berangkat dari dekat tempat kediaman Deitas itu sendiri, aku tidak berani untuk berbicara dengan kesempurnaan pengetahuan mengenai tanpa-batasnya banyak sifat-sifat ilahi itu. Ketanpa-batasan batin saja yang dapat sepenuhnya memahami ketanpa-batasan keberadaan dan kekekalan tindakan.

      3:4.6 (50.4) Manusia fana tidak mungkin dapat mengetahui keadaan tanpa batas-Nya Bapa surgawi itu. Batin terbatas tidak dapat berpikir menembus kebenaran atau fakta yang mutlak seperti itu. Namun manusia terbatas yang sama ini dapat sesungguhnya merasakan—secara harfiah mengalami—dampak penuh dan tak berkurang dari KASIH-Nya Bapa yang tanpa batas tersebut. Kasih seperti itu dapat benar-benar dialami, meskipun sementara kualitas pengalaman itu tak terbatas, kuantitas pengalaman tersebut amat dibatasi oleh kapasitas manusiawi untuk penerimaan rohani dan oleh kapasitas yang berkaitan untuk mengasihi Bapa sebagai balasannya.

      3:4.7 (50.5) Apresiasi terbatas terhadap kualitas-kualitas tanpa batas itu jauh melampaui kapasitas-kapasitas makhluk yang secara logis terbatas itu karena adanya fakta bahwa manusia fana dibuat sesuai gambar dan rupa Tuhan—yaitu ada hidup di dalam dia suatu pecahan dari ketanpa-batasan. Oleh sebab itu pendekatan yang paling dekat dan paling dihargai dari manusia kepada Tuhan adalah oleh dan melalui kasih, karena Tuhan itu kasih. Dan semua hubungan unik tersebut adalah suatu pengalaman aktual dalam sosiologi kosmis, hubungan Pencipta-ciptaan—kasih sayang Bapa-anak.

      3:5.1 (50.6) Dalam kontak-Nya dengan ciptaan-ciptaan pasca-Havona, Bapa Semesta tidak menjalankan kuasa tanpa batas dan otoritas final-Nya dengan melalui penyampaian langsung melainkan melalui para Putra-Nya dan kepribadian-kepribadian bawahan mereka. Tuhan melakukan semua ini dari kehendak bebas-Nya sendiri. Setiap dan semua kuasa yang dilimpahkan, bila kesempatan muncul, jika hal itu menjadi pilihan dari batin ilahi, maka kuasa itu dapat digunakan langsung; namun sebagai suatu aturan, tindakan demikian hanya terjadi sebagai suatu akibat dari kegagalan kepribadian yang dilimpahi untuk memenuhi tugas ilahi itu. Pada waktu-waktu demikian dan menghadapi kegagalan seperti itu dan di dalam batas-batas reservasi kuasa dan potensi ilahi, Bapa memang bertindak secara mandiri dan sesuai dengan mandat-mandat dari pilihan-Nya sendiri; dan pilihan itu selalu pilihan kesempurnaan yang tidak pernah gagal dan hikmat yang tanpa batas.

      3:5.2 (51.1) Bapa memerintah melalui para Putra-Nya; turun melalui organisasi alam semesta ada rantai bersambung tak terputus penguasa-penguasa yang berakhir pada Pangeran-pangeran Planet, yang memimpin takdir-takdir dunia-dunia evolusioner di wilayah-Nya Bapa yang mahaluas itu. Bukanlah semata-mata ekspresi puitis seruan itu: “Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.” “Dia memecat raja dan mengangkat raja.” “Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia.”

      3:5.3 (51.2) Dalam urusan-urusan hati manusia, Bapa Semesta mungkin tidak selalu berhasil jalan-Nya; tetapi dalam kepemimpinan dan takdir suatu planet rencana ilahi itulah yang menang; maksud kekal dari hikmat dan kasih itu berjaya.

      3:5.4 (51.3) Kata Yesus: “Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.” Ketika kamu melihat sekilas berbagai ragam pekerjaan dan menyaksikan kedahsyatan besarnya ciptaan Tuhan yang nyaris tak terbatas itu, kamu mungkin bimbang akan konsepmu tentang keutamaan-Nya, tetapi kamu tidak boleh gagal menerima Dia sebagai yang bertahta dengan kokoh dan kekal di Firdaus pusat dari segala sesuatu dan sebagai Bapa yang pemurah bagi semua makhluk cerdas. Hanya ada “satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua,” “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia..”

      3:5.5 (51.4) Ketidak-pastian kehidupan dan perubahan-perubahan keberadaan itu sama sekali tidak bertentangan dengan konsep tentang kedaulatan semesta Tuhan. Semua kehidupan makhluk yang berevolusi itu dikelilingi oleh hal-hal tertentu yang tak terhindarkan. Pertimbangkan berikut ini:

      3:5.6 (51.5) 1. Apakah keteguhan hati—kekuatan karakter— itu diinginkan? Maka haruslah manusia dibesarkan dalam suatu lingkungan yang mengharuskan pergulatan dengan kesukaran dan memberi reaksi pada kekecewaan-kekecewaan.

      3:5.7 (51.6) 2. Apakah altruisme—pelayanan pada sesama orang itu—itu diinginkan? Maka haruslah pengalaman kehidupan menyediakan dijumpainya situasi-situasi ketimpangan sosial.

      3:5.8 (51.7) 3. Apakah pengharapan—kebesaran untuk percaya—itu diinginkan? Maka keberadaan manusia haruslah selalu diperhadapkan dengan ketidak-amanan dan ketidak-pastian yang berulang-ulang.

      3:5.9 (51.8) 4. Apakah iman—penegasan tertinggi dari pikiran manusia—itu diinginkan? Maka haruslah batin manusia mendapati dirinya dalam keadaan sulit bermasalah itu dimana selalu yang diketahui lebih sedikit dari yang dapat dipercayai.

      3:5.10 (51.9) 5. Apakah cinta akan kebenaran dan kesediaan untuk pergi ke manapun arah yang ditunjukkannya, itu diinginkan? Maka haruslah manusia dibesarkan dalam sebuah dunia di mana kekeliruan itu hadir dan kepalsuan itu selalu mungkin.

      3:5.11 (51.10) 6. Apakah idealisme—konsep mendekati yang ilahi—itu diinginkan? Maka haruslah manusia berjuang dalam suatu lingkungan kebaikan dan keindahan yang relatif, lingkungan-lingkungan yang merangsang kerinduan yang tak tertahankan untuk hal-hal yang lebih baik.

      3:5.12 (51.11) 7. Apakah loyalitas—pengabdian pada tugas tertinggi—itu diinginkan? Maka haruslah manusia berjalan di tengah kemungkinan-kemungkinan pengkhianatan dan desersi. Keberanian untuk pengabdian pada tugas terdiri dalam bahaya kegagalan yang tersirat.

      3:5.13 (51.12) 8. Apakah sifat tidak mementingkan diri—semangat untuk melupakan diri sendiri—itu diinginkan? Maka haruslah manusia fana hidup berhadapan muka dengan tuntutan tanpa henti dari suatu diri yang tak dapat dielakkan untuk mendapat penghargaan dan kehormatan. Manusia tidak dapat secara dinamis memilih kehidupan ilahi

Скачать книгу