Buku Urantia. Urantia Foundation

Чтение книги онлайн.

Читать онлайн книгу Buku Urantia - Urantia Foundation страница 74

Автор:
Серия:
Издательство:
Buku Urantia - Urantia Foundation

Скачать книгу

tidak ada kehidupan sendiri yang harus ditinggalkan. Manusia tidak pernah dapat memilih selamat berpegang pada perbuatan benar bila sebaliknya tidak ada potensi jahat yang dapat meninggikan dan membedakan dengan yang baik.

      3:5.14 (51.13) 9. Apakah kenikmatan—rasa puas kebahagiaan—itu diinginkan? Maka haruslah manusia hidup dalam suatu dunia di mana alternatif rasa sakit dan kemungkinan penderitaan adalah kemungkinan-kemungkinan pengalaman yang selalu ada.

      3:5.15 (52.1) Di seluruh alam semesta, setiap unit dianggap sebagai suatu bagian dari keseluruhan. Kelangsungan hidup bagian itu bergantung pada kerjasama dengan rencana dan tujuan keseluruhan, hasrat sepenuh hati dan kesediaan sempurna untuk melakukan kehendak ilahi Bapa. Dunia yang hanya evolusioner tanpa kesalahan (kemungkinan untuk keputusan tidak bijaksana) akan menjadi suatu dunia tanpa kecerdasan bebas. Dalam alam semesta Havona ada satu milyar dunia-dunia sempurna dengan penduduknya yang sempurna, tetapi manusia yang berevolusi itu haruslah bisa berbuat salah bila dia hendak menjadi bebas. Kecerdasan yang bebas dan tidak berpengalaman tidaklah mungkin pertamanya menjadi bijak secara seragam. Kemungkinan penilaian keliru (jahat) menjadi dosa hanya kalau kehendak manusia dengan sadar menyetujui dan dengan paham menganut suatu keputusan tidak bermoral yang disengaja.

      3:5.16 (52.2) Penghargaan penuh akan kebenaran, keindahan, dan kebaikan itu melekat dalam kesempurnaan alam semesta ilahi. Penduduk dunia-dunia Havona tidak memerlukan potensi dari tingkat-tingkat nilai yang relatif itu sebagai suatu stimulus pilihan; makhluk-makhluk sempurna tersebut dapat mengenali dan memilih yang baik walaupun tanpa adanya semua situasi moral yang bertentangan dan memeras pikiran itu. Tetapi semua makhluk yang sempurna tersebut, dalam sifat moral dan status rohani, adalah seperti adanya mereka berkat fakta keberadaan. Mereka secara pengalaman telah memperoleh kemajuan hanya di dalam status yang melekat menjadi sifat mereka. Manusia fana meraih statusnya pun sebagai seorang kandidat kenaikan oleh iman dan pengharapannya sendiri. Segala sesuatu yang ilahi yang dipahami pikiran manusia dan diraih jiwa manusia adalah suatu pencapaian pengalaman; itulah suatu realitas pengalaman pribadi dan oleh sebab itu adalah suatu milik yang unik, berlawanan dibandingkan dengan kebaikan dan kebenaran melekat dari kepribadian-kepribadian yang tak bisa salah di Havona itu.

      3:5.17 (52.3) Para makhluk Havona itu secara alami memang berani, tetapi mereka bukan pemberani dalam pengertian manusiawi. Mereka secara lahiriah ramah dan baik budi, tetapi tidak bisa disebut altruistik (mementingkan orang lain) dalam caranya manusia. Mereka mengharap suatu masa depan yang menyenangkan, tetapi tidak penuh harap seperti cara indahnya manusia yang percaya di dunia-dunia evolusioner yang tidak pasti itu. Mereka memiliki iman akan stabilitas alam semesta, tetapi mereka sama sekali asing terhadap iman yang menyelamatkan itu yang olehnya manusia memanjat naik dari status hewani menuju gerbang-gerbang Firdaus. Mereka mengasihi kebenaran, tetapi mereka tidak tahu apa-apa tentang kualitas-kualitasnya yang menyelamatkan jiwa. Mereka idealis, tetapi mereka dilahirkan seperti itu; mereka sepenuhnya tidak tahu suka cita untuk menjadi seperti itu melalui pilihan yang menggembirakan. Mereka setia, tetapi mereka tidak pernah mengalami getaran pengabdian sepenuh hati dan cerdas kepada tugas di hadapan cobaan untuk jatuh. Mereka tidak mementingkan diri, tetapi mereka tidak pernah mencapai tingkat pengalaman demikian melalui penundukan hebat atas suatu diri yang suka melawan. Mereka menikmati kenikmatan, tetapi mereka tidak memahami manisnya kenikmatan lolos dari kemungkinan rasa sakit.

      3:6.1 (52.4) Dengan sifat tidak mementingkan diri yang ilahi, kemurahan hati yang sempurna, Bapa Semesta melepaskan kewenangan dan melimpahkan kuasa, tetapi Dia masih yang utama; tangan-Nya masih ada pada tuas pengungkit perkasa terhadap kejadian-kejadian di seluruh alam semesta; Dia telah mencadangkan semua keputusan akhir dan dengan tanpa keliru menggunakan tongkat veto mahakuasa untuk maksud kekalnya dengan otoritas yang tanpa tanding atas kesejahteraan dan takdir seluruh ciptaan yang terbentang luas, berpusar, dan selalu-beredar itu.

      3:6.2 (52.5) Kedaulatan Tuhan itu tak terbatas; hal itu adalah fakta fundamental semua ciptaan. Alam semesta itu bukan keniscayaan. Alam semesta bukan suatu kebetulan, bukan pula itu ada dengan sendirinya. Alam semesta adalah karya penciptaan dan oleh sebab itu sepenuhnya tunduk pada kehendak Sang Pencipta. Kehendak Tuhan adalah kebenaran yang ilahi, kasih yang hidup; oleh sebab itu ciptaan-ciptaan yang sedang menjadi sempurna di alam-alam semesta evolusioner itu dicirikan oleh kebaikan—dekatnya pada keilahian; oleh kejahatan potensial—jauhnya dari keilahian.

      3:6.3 (53.1) Semua filosofi keagamaan, cepat atau lambat, akan sampai pada konsep pemerintahan alam semesta yang dipersatukan, dari Tuhan yang Esa. Penyebab alam semesta itu tidaklah dapat lebih rendah dari akibat-akibat alam semesta. Sumber dari aliran-aliran kehidupan alam semesta dan batin kosmis itu haruslah di atas level-level manifestasinya. Batin manusia tidak dapat secara konsisten dijelaskan dalam ukuran-ukuran dari golongan keberadaan yang lebih rendah. Batin manusia dapat benar-benar dipahami hanya dengan mengenali adanya realitas golongan-golongan kehendak yang berpikir dan bermaksud, yang lebih tinggi. Manusia sebagai makhluk moral tak dapat dimengerti kecuali realitas Bapa Semesta diakui.

      3:6.4 (53.2) Filsuf beraliran mekanis menolak ide tentang adanya kehendak yang semesta dan berdaulat, padahal kehendak berdaulat itu sendiri yang kegiatannya dalam penyusunan hukum-hukum alam semesta itu ia hormati demikian dalamnya. Betapa tak sengaja para pengikut mekanis itu memberikan penghargaan pada Sang Pencipta-hukum itu ketika ia membayangkan bahwa hukum-hukum itu bertindak sendiri dan menjelaskan sendiri!

      3:6.5 (53.3) Merupakan suatu kesalahan besar untuk memanusiakan Tuhan, kecuali dalam konsep tentang Pelaras Pikiran yang mendiami, tetapi itupun tidak terlalu bodoh dibandingkan dengan sepenuhnya memekanisir gagasan tentang Sumber dan Pusat Besar Pertama.

      3:6.6 (53.4) Apakah Bapa Firdaus menderita? Aku tidak tahu. Para Putra Pencipta paling pastinya dapat dan kadang-kadang mengalaminya, sama seperti manusia mengalaminya. Putra Kekal dan Roh Tanpa Batas menderita dalam suatu pengertian yang diubah. Aku berpikir bahwa Bapa Semesta menderita, tetapi aku tidak dapat mengerti bagaimana; mungkin melalui sirkuit kepribadian atau melalui individualitas para Pelaras Pikiran dan anugerah-anugerah lain dari kodrat kekal-Nya. Dia telah berfirman pada umat manusia, “Kesengsaraan mereka menjadi kesengsaraan-Nya.” Dia pastilah mengalami suatu pemahaman kebapaan dan simpatik; Dia mungkin benar-benar menderita, namun aku tidak memahami seperti apa hal tersebut.

      3:6.7 (53.5) Penguasa tanpa batas dan kekal alam semesta segala alam-alam semesta itu adalah realitas kuasa, wujud, energi, proses, pola, prinsip, kehadiran, dan realitas yang diidealkan. Tetapi Dia lebih lagi; Dia berpribadi; Dia menggunakan suatu kehendak yang berdaulat, mengalami kesadaran diri keilahian, melaksanakan amanat-amanat dari suatu batin yang kreatif, mengejar kepuasan akan realisasi suatu maksud kekal, dan memanifestasikan suatu kasih dan sayang Bapa untuk anak-anak alam semesta-Nya. Dan semua sifat yang lebih pribadi dari Bapa ini dapat lebih baik dipahami dengan mengamati hal-hal itu ketika diwahyukan dalam kehidupan penganugerahan diri Mikhael, Putra Penciptamu, sementara dia diinkarnasikan di Urantia.

      3:6.8 (53.6) Tuhan Sang Bapa mengasihi manusia; Tuhan Sang Putra melayani manusia; Tuhan Sang Roh mengilhami anak-anak alam semesta itu kepada petualangan yang terus naik untuk menemukan Tuhan Sang Bapa melalui jalan-jalan yang ditahbiskan oleh Tuhan Sang Putra melalui pelayanan kasih karunia dari Tuhan Sang Roh.

      3:6.9 (53.7) [Sebagai Konselor Ilahi yang ditunjuk untuk presentasi pewahyuan tentang Bapa Semesta, aku telah melanjutkannya dengan pernyataan tentang atribut atau sifat-sifat Deitas ini.]

      Buku Urantia

Buku Urantia

      << Makalah 3 | Judul | Kandungan |

Скачать книгу